lokasi
yang menjadi tujuan dalam perayaan tahuan baru dalam dua tahun terkahir ini.
Pulau kondingareng keke adalah pulau kecil tanpa penghuni yang memilki luas
tidak lebih dari lapangan sepak bola. Namun, lebih panjang sedikit. Kilauan
pasir putih mengelilingi pulau dan beberapa pohon yang menghiasi sebagian
selatan pulau, bisa dikatakan bahwa pohon ini hanya sebagi simbol bahwa
kondingareng keke bukan sebuah pulau gusung. Hehee...
Perjalan
kami start sekitar pukul 11.00 Wita berangkat dari dermaga kayubangkoa makassar
menumpang kapal reguler pulau kondingareng lompo. Yuphs... karena pulau akan di
kunjungi adalah tanpa penghuni jadi, wajar sajar tidak ada kapal reguler
kesana. Namun, jarak antara kedua pulau ini tidak terlalu jauh. Yah, sekitar 20
menit lah. Berhubungan ini adalah tujuan lain, harga yang diberikan juga
berbeda yaitu cukup Rp.50.000 PP/Org.
Tidak
seperti tahun lalu, rombongan yang berangkat ke pulau ini rata – rata masih
muda semua. Lebih tepatnya di bawah angkatan sy, hanya beberapa saja senior
yang ikut. Mengingat bahwa tahun lalu saya adalah angota rombongan yang paling
muda baik di angkatan kuliah maupun di keangotaa FDC. Dan juga cuaca kali ini
sangat mendukung keberangkatan. Sinar mentari yang terik, kondisi oceanografi
yang stabil ternyata mampu mendatangkan perasaan yang nyaman.
Oke,...
satu jam beralalu, kami pun sampai di pulau tujuan. Welcome.... mungkin itulah
sapaan dua ekor kucing yang mengahampiri kami. Dan merupakan kucing yang sama
seperti tahun lalu. Dan yang tidak bisa dipikirkan adalah bagaimana kucing –
kucing inimampu bertahan hidup di pulau tanpa penghuni, tanpa air tawar, dan
tanpa makanan. Waow... great survive cats.. (Y).
Sebelum
berangkat biasanya saya selalu sms mama
untuk berpamitan, dan satu pesan beliau adalah jagan lupa mengucapkan
salam atau permisi ketika sampai di suatu tempat yang baru. “assalamualikaum...
(gaya IA) hehe...
Aktivitas
pertama masih seperti biasa . mendirikan tenda. Cukup 2 tenda bermerkkan
outdoor geer ternama, 1 tenda yang saya rasa tidak lanyak namun masih bisa
melindungi dari sinar matahari dan untuk ganti pakaian. Dan 1 lagi tenda yang
dirancang dengan desain yang paling primitif, dimana terpal berukurat 7 x 12 di
bentang pada sebatang kayu yang dikiran melintang dan jadilah camp pengungsian.
Hahaha....
For
me, tidak ada yang lebih spesial dari menembak ikan ketimbangan kativitas lain
termasuk diving. So, this my second activies. Semua bahan dan peralatan untuk
menyempurnakan spearfishing ini sudah di siapkan (aseli niat banged).
Berikut
kronologis persiapan dan biaya yang dikeluarkan dan diperlukan :
1 . Membeli karet khusus untuk speargun
Rp. 210.000/meter. (toko technisub jl., sungai cerekang, makassar)
2 . Membeli besi stainleestail untuk mata
mata berukuran panjang 1,5 m dimana harganya Rp.25.000/m. Dan menajamkan serta
membuat desainya Rp.10.000 (Paotere).
3 . Menuju ke Jl. Antang, makassar. Untuk
mecari tempat meubel yang bisa membuat desain gunnya. Desain by Cimbow Dopans.
Editor by me. Hehee.. Rp. 50.000
4 . Ke toko outdoor geer untuk membeli
tali.............(maap luana namanya)
Harga Rp.2.500/m.
Di
palau... hari pertama menembak, waow ikannya banyak. Tetapi, terjadi kendala
pada pengikat pada karet speargunnya.
-_-.
Dan...
waow malam tahun baru yang indah... cuaca sangat mendukung. Ledakan dan
kemeriahan kota makassar terlihat jelas dari banyaknya kilauan kembang api yang
beterbangan di atas langit kota daeng. Sebagian sebagian teman – teman yang
lain pada ke dermaga untuk menyaksikan pesta pergantian tahun yang takkan
terulang kembali. Dan mungkin hanya kami yang menikmati kemerihan itu dari jauh
dari terangnya malam namun gelapnya pulau yang hanya di sumberi cahaya api kayu
bakar yang tiada behenti akibat dari tiupan angin laut yang tanpa henti .
tiupan itu semakin larut semakin kencang hinga semua tertidur lelap. Pada tenda
masing – masing pada hari pertama di tahun 2013. Hujangi........ membahasai
tenda dan sayapun harun mengungsi ke tenda pengungsian.
Tidak
semua hal yang bisa saya ceritakan. But, yang menjadi pengalam an terpentingmu
mulai muncul. Dimana tepat tanggal 1 januari 2013, awan hitam kelam dari berbagai arah mata
angin terlihat jelas. Tiupan angin yang kencang berbagian dengan hujan yang
lebat bahkan mereka datang secara bersamaan. God, dimana teori yang saya dapat
dari orang tua adalah ketika hujan mulai turun makan angin ribut akan berhenti
dan sebaliknya. Tetapi, kok disini enggak y? . mungkin, karna ada beberapa
alasan, yaitu ini merupakan pulau, kedua ini adalah pulau kecil, ketiga pulau
ini pulau yang kecil, sehingga keributan angin sangat terasa.
Satu
per satu tenda mulau rubuh, termasuk tenda pengungsian, namun, anehnya tenda
untuk masak malah bertahankokoh. Apa yang terjadi, ternyata jika dilihat dari
desain pemasangan tenda, ternyata tanda dapur memiliki posisi yang snagat ideal
, dansearah dengan datangnya angin. Good job guys.
Satu
kalimat yang selalu menengkan hati dan membangkitkan semangat optimis adalah
“Badai pasti Berlalu” ini adala semboyan prodi PSP. Jika ditelaaah secara
ilmiah badai apapun jenisnya memang pasti akan lewat. Namun, kita tidak akan
tahu badai tersebut menyisakan apa?.. heheee.. dan ternyata badai – badai
tersebut sangat senang dengan kami – kami ini , sehingga sering datang terus.
Dalma kata lain, badainya PP. Seolah tidak ingin berhenti untuk mengerjai kami
yang mahasiswa dan anak kos ini kasian. Heheee... tepat 24 jam tanpa henti
badai itu menemani kami di palau kondingareng keke dalam perayaan tahun baru
2013.
Makna dibalik badai.
Entahlah, tapi disisi
lain pengalaman yang didapat di pulau telah saya telaah dan memberikan suatu
ketukan hati bahwa inilah hidup. Semakin sering kita di terjang badai maka
semakin biasa kita mengahadapinya. Sehingga jika ada masalah kecil menerpa,
maka kita akan mengatakan “ saya pernah merasakan jauh lebih dasyat dari ini,
dan saya mampu bertahan dan mengatasinya”.
Great
experience,
Great
friends,
And great moment.
Pulau Kondingareng Keke,
31 desember 2012 – 2 Januari 2013
Happy new years w/ 15 FD members.